David Riksa Buana "Mr. Breakthrough" Sang Sejarawan dan Sang Penerobos


Ada hal yang cukup menarik dari nama "David" yang diambil dari nama Nabi Daud dalam ejaan Bahasa Inggris, "Riksa" yang berarti Pelestarian/Memelihara, "Buana" yang berarti Alam, dan jika di artikan secara keseluruhan menjadi "David Pelestari Alam", pemberian nama tersebut tidak sembarangan karena bapak beliau adalah seorang penjelajah yang sudah banyak mengunjungi beberapa daerah dan tempat, dan hal itupun menurun kepada sang anak, hingga memberikan nama itu yang mungkin didasari oleh sebuah harapan dan mimpi dan doa agar anaknya menjadi anak yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan juga alam, dan memang sangat pantas tersematkan pada dirinya. Lahir di Bandung tanggal 9 November 1975 dari keluarga yang sederhana. Beliau selesai sekolah perguruan tinggi di Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti pada tahun 1998.


David Riksa Buana adalah seorang “Penjelajah" dan Penggerak Sosial Sejati bagi semua orang yang di temuinya. Saya tidak kenal dekat dengan Kang David, tapi sudah sejak lama saya mengamati dan memperhatikan “sepak terjang” beliau di dunia pelestarian alam, sosial dan juga kepolitikan yang sekarang ini aktif mengabdikan diri sebagai fasilitator dan tenaga pendamping masyarakat di Trapawana Bandung. Dan hal yang cukup membawa perhatian saya adalah Beliau bukan orang Kecamatan Cipongkor dan juga bukan orang Kabupaten Bandung Barat, tapi totalitas Beliau dalam membantu masyarakat kecil sungguh membawa motivasi yang sangat besar bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Bandung Barat ini.


Saya juga sudah lama membaca, mempelajari, dan menelaah tulisan-tulisan beliau, baik dalam bentuk artikel-artikel di berbagai jurnal dan juga media. Melihat hal itu ada kesan yang menarik dari sifatnya yang humoris, penuh cinta kasih dengan sesama dan juga alam, dan juga seorang sejarawan yang cukup mumpuni di bidangnya. 


Maka ijinkan kami selaku teman, rekan dan keluarga Baraya Urang Cipongkor (BUC) sangat berterima kasih dan bersyukur akan kehadiran Beliau yang kami anggap sebagai seorang guru dalam membimbing dan membantu kami dalam segala kegiatan sosial dan kemanusian di wilayah Kecamatan Cipongkor ini. 


Sebagai apresiasi kami mencoba untuk menulis biografi singkat beliau. Kesan kami, Kang David Riksa Buana bukan hanya seorang sejarawan dan aktivis sosial mumpuni tetapi juga seorang sejarawan yang cinta mati dengan Indonesia, Bangsa, dan kemanusiaan.


David Riksa Buana yang mungkin bisa disebut sebagai  tokoh sosial pemerhati lingkungan hidup dan alam, ya walaupun ada yang mempelesetkan nama beliau sebagai "David Perusak Buana" ya tuduhan itu tidak benar karena Riwayat Pengalaman Organisasi beliau dalam pemerhati lingkungan dan kegiatan kemanusian, di awali sebagai anggota PERPALA SMA KP 2 dari tahun 1992, anggota PPG Sadawana Bandung dari tahun 1994, dan menjabat sebagai ketua tahun 1996, anggota FK3I, anggota Forum Mitra Walhi Jabar dari tahun 1995, Ketua KATAR Kelurahan Sukamiskin Bandung tahun 1996, Ketua FKKT Kecamatan Arcamanik tahun 1998, Kepala Biro LH,YMPA Bandung tahun 2000, Kepala Biro LH, KBPA Bandung tahun 2001, Anggota LINMAS Kota Bandung tahun 2002, anggota SATWANKAR Kota Bandung tahun 2003, Kepala Biro LITBANG, KMPL Jabar, anggota Forum Peduli Citarum tahun 2004, anggota Forum LSM Peduli Sumber Daya Hutan, DISHUT JABAR tahun 2006, Sekretaris Forum DAS Cimanuk  Citanduy, Ketua Bidang LH Paguyuban Masyarakat Cinta Bandung, Ketua Bidang Advokasi Manglayang Eco Comunity, Ketua Bidang Advokasi dan Ketua pengurus cabang Lembaga Swadaya Masyarakat Trapawana Jawa Barat.   


Kang David Riksa Buana juga pernah berperan serta aktif sebagai SATGAS dan Tim Solidaritas dalam menangani beberapa kejadian bencana alam dan kebakaran hutan, diantaranya Penanggulangan Kebakaran Hutan Gunung Manglayang / Pulasari Bandung, Bencana Alam Gempa Bumi Bengkulu, Gempa Bumi Majalengka, Bencana Alam Gunung Papandayan, Bencana Alam Tanah Amblas Bungbulang, Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami NAD - SUMUT, Gempa Bumi DIY JATENG, Bencana Alam Tsunami Pangandaran, Bencana Alam Banjir Bandang Garut Selatan, Bencana Alam Tsunami Kepulauan Mentawai. 


Dari perjalanan seorang David Riksa Buana maka kita dapat melihat bahwa perjalanan hidup yang indah adalah ketika kita mampu berbagi, bukan menikmatinya sendiri atau bahkan menyombongkan diri. Keberserahan akan pencarian jati diri dari peneguhan akan keimanan dan juga sebagai mahkluk sosial menjadikan kenikmatan tersendiri bagi seorang David Riksa Buana, ibarat kisah cinta, ujian pahit akan kesetian dan pengorbanan akan menjelma menjadi manis dan memberikan makna tersendiri bagi kehidupan yang sedang dilalui.


Berawal dari sebuah harapan dan mimpi seorang ayah dan ibu yang dihadirkan dalam memberikan nama yang baik, serta membimbing dan memberikan kasih sayang yang baik, maka tugas selanjutnya bagi seorang anak adalah mewujudkan dan menghadirkan apa yang mereka harapkan dengan penuh tanggungjawab yang tinggi untuk membawa nama baik mereka.


Masa depan adalah milik siapa yang percaya pada keindahan mimpi mereka


Mohon maaf ya Kang David bila ada kesalahan dalam penulisan biografi singkat ini.

Semoga Allah memberkahimu. Aamiin


Cipongkor 2020

0 Komentar